Friday, January 30, 2015

Menunjukkan perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai pengalaman al Qur’an surah Al An’aam : 162-163 dan surah Al Bayyinah : 5 serta hadistnya

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Tafsir Hadist SEMESTER II MAKALAH TAFSIR HADIST Oleh : KELOMPOK 10 DIYAH ANGGRAENI AISIATUR ROSIDA (05) DWI NGAINUR ROSIDA (06) ROSSA RAESSA ROSSMAEDA (28) KELAS X J SMA DARUL ULUM 1 UNGGULAN BPPT PONDOK PESANTREN DARUL ULUM PETERONGAN, JOMBANG KATA PENGANTAR Segala bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan tugas eksplorasi pendidikan agama islam khususnya pada bab Menunjukkan perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai pengalaman al Qur’an surah Al An’aam : 162-163 dan surah Al Bayyinah : 5 serta hadistnya). Sebagai tugas eksplorasi semester ganjil. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Contohnya pada beberapa bab yang saya bahas pada eksplorasi kali ini. Menunjukkan perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai pengalaman al Qur’an surah Al An’aam : 162-163 dan surah Al Bayyinah : 5 serta hadistnya Dalam penyusunan tugas eksplorasi kali ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,guru dan tman-teman sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Eksplorasi ini disusun agar pembaca dapat memperluas perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai pengalaman al Qur’an surah Al An’aam : 162-163 dan surah Al Bayyinah : 5 serta hadistnya Sebagai tuntunan dalam kegiatan belajar juga tuntunan dalam beragama dan dalam kegiatan sehari-hari. Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung atas selesainya tugas eksplorasi ini dan kepada semua pihak yang menggunakan eksplorasi ini sebagai kegiatan belajar, juga tuntunan beragama dan dalam kegiatan sehari-hari. JOMBANG, 28 JANUARI 2015 3.3 Menunjukkan perilaku ikhlas dalam beribadah sebagai pengalaman al Qur’an surah Al An’aam : 162-163 dan surah Al Bayyinah : 5 serta hadistnya  Lafal Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah : 5  Terjemahan Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Arti per kata Q.S. Al An’aam :162-163 dan Q.S.Al Bayyinah :5  Tajwid Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Kandungan Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Hadist tentang keikhlasan dalam beribadah  Kandungan hadist tentang Keikhlasan dalam beribadah  Contoh perilaku Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Kesimpulan A. Lafal Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah : 5  Q.S. Al An’aam : 162 قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Qul Inna salati Wa nusuki Wa mahyaya Wa mamati Lillahi Rabbil-alamin(a)  Q.S. Al An’aam : 163 لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ La syarika Lah(u) Wa bizalika umirtu Wa ana Awwalul-muslimin(a)  Q.S. Al Bayyinah : 5 وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ Wa ma umiru Illa liya’budullaha mukhlidina lahud dina Hunafa’a Wa yuqimus Salata Wa yu’tuz Zakata Wa zalika Dinul Qoyyimah(ti) B. Terjemahan Q.S. Al An’aam : 162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Q.S. Al An’aam : 162 Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.  Q.S. Al An’aam : 163 tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.  Q.S. Al Bayyinah : 5 “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yg demikian itulah agama yang lurus “ C. Arti per kata Q.S. Al An’aam :162-163 dan Q.S. Al Bayyinah :5  Q.S. Al An’aam : 162 lafadz baca artinya قُلْ Qul Katakanlah (muhammad) إِنَّ صَلاتِي Inna salati Sesungguhnya sholatku وَنُسُكِي Wa nusuki Dan ibadahku وَمَحْيَايَ Wa mahyaya Dan hidupku وَمَمَاتِي Wa mamati Dan matiku لِلَّهِ Lillahi Hanya untuk allah رَبِّ الْعَالَمِينَ Rabbil-alamin(a) Tuhan seluruh alam  Q.S. Al An’aam : 162 lafadz baca Artinya لا شَرِيكَ La syarika Tidak ada sekutu لَهُ Lah(u) Bagi-nya وَبِذَلِكَ Wa bizalika Dan demi kianlah أُمِرْتُ umirtu Yang diperintahkan kepadaku وَأَنَا Wa ana Dan aku أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ Awwalul-muslimin(a) Adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)  Q.S. Al Bayyinah : 5 lafadz baca artinya وَمَا أُمِرُوا Wa ma umiru (padahal)tidaklah mereka diperintahkan إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ Illa liya’budullaha Kecuali agar menyembah allah مُخْلِصِينَ mukhlidina (dengan) ikhlas لَهُ lahud Menaati-nya الدِّينَ dina (demi) agama حُنَفَاء Hunafa’a (dengan) ikhlas وَيُقِيمُوا Wa yuqimus Dan juga agar melaksanakan الصَّلاةَ Salata Salat وَيُؤْتُوا Wa yu’tuz Dan menunaikan الزَّكَاةَ Zakata Zakat وَذَلِكَ Wa zalika Dan yang demikian itulah دِينُ Dinul Agama الْقَيِّمَةِ Qoyyimah(ti) Yang lurus (benar) D. Tajwid surat ~Tajwid Q.S. Al An’aam : 162-163 Bacaan tertulis tajwid inna ِنَّ ghunnah shalaati الصَّلاةَ mad thabi’i wanusukii وَنُسُكِي mad thabi’i wamahyayaa وَمَحْيَايَ mad thabi’i wamamaatii وَمَمَاتِي mad thabi’i al ‘alamiin الْعَالَمِين alif lam qamariyah mad arid lissukun laa syariika لا شَرِيكَ mad thabi’i wabidzaalika وَبِذَلِكَ mad thabi’i Awwalul-muslimin(a) أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ alif lam qamariyah mad arid lissukun ~Tajwid Q.S. Al Bayyinah :5 Bacaan tertulis Tajwid Wamaa umiruu وَمَا أُمِرُوا Mad jaiz munfasil Illa إِلا Mad thabi’i Liya’budullaha لِيَعْبُدُوا اللَّهَ Mad thabi’i mukhlishiina مُخْلِصِينَ Mad thabi’i Addiina الدِّينَ Mad thabi’i Hunafaa a حُنَفَاء Mad wajib munfasil Wayuqiimuu وَيُقِيمُوا Mad thabi’i Ash shalaata الصَّلاةَ Alif lam syamsiyah Wayu’tuu وَيُؤْتُوا Mad thabi’i Al qayyimah الْقَيِّمَةِ Alif lam qamariyah E. Kandungan surat ~ Q.S. Al An’aam : 162-163 Kandungan surat ini adalah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. Agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus diteruskan kepada umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu dalam melaksanakan salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk, ikhlas untuk mencari rida Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan seluruhnya kepada Allah swt Tuhan semesta alam, karena Allah adalah zat yang menentukan hidup dan matinya semua makhluk di alam ini. ~ Q.S. Al Bayyinah :5 Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus. Dilaksanakannya ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan memurnikan niat tanpa ada campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk mencapai derajat ibadah yang tinggi manusia diharuskan dalam melaksanakannya secara ikhlas lahir dan batin. Dengan jalan itu manusia akan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Orang yang mempunyai sifat ikhlas disebut mukhlis. F. Hadist Tentang Keikhlasan Dalam Beribadah ```Lafat عن أبي هريرة رضي. قال: قال رسول الله: إن الله لا ينظر إلى اللياقة البدنية والأشكال الخاصة بك، لكنه رأى / نوايا لاحظت والإخلاص في قلبك ". (HR. مسلم) ```Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi ia melihat/memperhatikan niat dan keikhlasan dalam hatimu”. (HR. Muslim) ```Kandungan hadist Dalam hadits di atas rasulullah menjelaskan bahwa setiap kita dalam berbuat, melakukan sesuatu atau beribadah akan dilihat oleh Allah dari niat ikhlas kita dalam melakukannya. Allah tidak melihat penampilan kita, dalam arti rupa dan bentuk badan/jasad kita, melainkan Allah akan melihat dan memperhatikan sejauh mana tingkat keikhlasan kita dalam melakukan sesuatu atau beribadah kepada-nya.• Para ulama meyakini bahwa niat ikhlas (amal batin) lebih utama dari amal lahir (perbuatan), meskipun kedua-duanya mutlaq diperlukan adanya niat. Niat artinya bermaksud, berkeinginan, atau bertekad. Ia merupakan amalan batin atau hati, yang karenanya tidak harus dilafadzkan. Sementara ikhlas artinya menjadikan Allah sebagai niat utama, tujuan utama, atau sebab utama dalam melakukan suatu amal. G. Contoh perilaku a. Berserah diri hanya kepada Allah Swt. b. Menghambakan diri dan mengabdi hanya kepada-Nya. c. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. d. Menjauhkan diri dari sikap syirik. e. Beribadah dengan ikhlas hanya mengharap Ridha-Nya. H. Kesimpulan • Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar setiap Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah berserahdiri kepada kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas. • Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah dan mengharap ridlo-Nya.

No comments:

Post a Comment